Awetan arthropoda terdapat 2 jenis, yang pertama adalah menggunakan awetan kering (biasanya untuk serangga) dan awetan basah (biasanya untuk arthropoda non-serangga).
·
Awetan Kering
Seluruh botol sampel yang berisi serangga yang diperoleh dari lapangan
masing – masing diberi label berdasarkan waktu, tempat dan alat pengambilan. Serangga yang berukuran kurang dari 1 mm, dilakukan
pengopsetan dengan menggunakan kuas untuk merentangkan sayap maupun antena.
Setelah dilakukan pengopsetan serangga kemudian dilakukan mounting yaitu
memasang serangga dengan cara menempelkan pada kertas atau menusuk langsung di
bagian thoraks serangga.
Serangga yang berukuran lebih dari 1 mm dilakukan mounting
dengan cara menusukkan jarum serangga pada bagian thoraks (dada), sedangkan untuk
serangga yang berukuran kurang dari 1 mm dilakukan mounting dengan cara
menempelkan serangga pada kertas. Setelah itu serangga dikeringkan di dalam
almari pemanas (oven) dengan temperatur 450C selama kurang lebih 1
minggu. Setelah kering serangga diidentifikasi kemudian diberi label yang
tertera nama famili, lokasi pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel,
metode yang digunakan dalam pengambilan sampel dan nama kolektor kemudian
disusun dalam wadah koleksi.
Jarum dan Label
Oven serangga
Hasil mounting
Ukuran serangga lebih dari 1 mm
Ukuran serangga kurang dari 1 mm
·
Awetan Basah
Arthropoda tanah selain serangga (laba-laba dan Colembolla) diawetkan
dengan menggunakan alkohol 70% yang dimasukkan kedalam botol sampel.
Semua itu bertujuan untuk memudahkan kita dalam identifikasi arthropoda. Semoga bermanfaat. Informasi ini saya dapatkan dari LIPI Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar